Senin, 26 November 2012

Hujan Meteor Orionid 2012

0 Comment
Hujan Meteor Orionid 2012

Di bulan Oktober, seperti biasa Bumi akan melintas sisa debu ekor komet Halley, dan Bumi kembali akan dikunjungi oleh hujan meteor Orionid yang dimulai dari 2 Oktober – 7 November 2012.

Hujan meteor tahunan yang biasanya tampak muncul dari rasi Orion tersebut akan mencapai puncaknya pada tanggal 21 Oktober dengan maksimum 25 meteor per jam menurut International Meteor Organization.




Pada malam puncak hujan meteor Orionid, Bulan sedang berada pada fase memasuki kuartir awal dan terbit jam 10.00 wib. Bulan terbenam jam 22.00 wib ketika rasi Orion terbit jam 10 malam. Dengan demikian cahaya Bulan tidak akan menjadi penghalang bagi pengamatan hujan meteor Orionid.  Hujan meteor ini akan tampak datang dari bawah bintang Betelguese di rasi Orion si Pemburu dan bergerak sangat cepat dibanding meteor lainnya.

Diperkirakan untuk para pengamat di langit selatan,  waktu yang pas untuk menikmati hujan meteor Orionid ini berkisar antara pukul 00.00 – 05.00 wib ketika Rasi Orion sudah berada cukup tinggi di atas horison dan bisa dilihat datang dari arah Timur Laut.
Selain Hujan meteor Orionid, para pecinta langit juga bisa menikmati Nebula Orion, Planet Jupiter, dan bintang-bintang terang seperti Rigel, Betelguese, Sirius dll.
Pengamatan sebaiknya dilakukan dari area yang bebas polusi cahaya dan siapkanlah jaket, peta bintang, cemilan, kopi panas, dan tentunya alat pemutar musik untuk menemanimu berburu meteor.

Hujan meteor orionid pertama kali ditemukan oleh E.C. Herrick (Connecticut, USA) pada kisaran tahun 1839 saat ia membuat pernyataan ambisius bahwa aktivitas hujan meteor tersebut terjadi tanggal 8 – 15 Oktober. Pernyataan yang serupa kembali terlontar di tahun 1840 saat ia berkomentar kalau “waktu yang tepat dari hujan meteor dengan frekuensi yang besar di Bulan Oktober masih belum betul-betul diketahui, namun kemungkinannya aktivitas meteor tersebut bisa ditemukan antara tanggal 8 – 25 Oktober”.
Pengamatan hujan meteor Orionid secara presisi pertama kali dilakukan oleh A. S. Herschel pada tanggal 18 Oktober 1864 saat 14 meteor ditemukan tampak berasal dari rasi Orion. Dan di tahun 1865 tanggal 20 Oktober, Herschel mengkonfirmasi radian hujan Meteor tersebut memang berasal dari Rasi Orion.

Hujan Meteor Perseid dan Okultasi Jupiter 2012

0 Comment

Hujan Meteor Perseid & Okultasi Jupiter 2012


Hujan Meteor Perseid yang sebenarnya sudah berlangsung sejak tanggal 17 Juli – 24 Agustus nanti akan turut memberi semarak ulang tahun RI dan juga semarak di kala Idul Fitri.  Tapi untuk puncak hujan meteor Perseid akan berlangsung pada tanggal 12 Agustus 2012 jam 19.00 sampai dengan 21.30 wib dengan laju 100 meteor per jam. Tapi pada saat puncak berlangsung kita di Indonesia masih belum bisa melihatnya karena rasi Perseus belumlah terbit.

Hujan Meteor Perseid berasal dari sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi Bumi dan diamati astronom Lewis Swift dan Horace Tuttle dari Amerika pada tahun 1862.  Komet ini kembali teramati pada tahun 1992 dan memiliki periode 130 tahun. Ia akan kembali ke Bumi pada tahun 2126. Saat melintas, debu ekor komet yang berupa batuan mengalami tarikan oleh gravitasi Bumi dan masuk dalam lapisan atmosfer Bumi serta terbakar di sana. Kita yang mengamati dari Bumi akan melihatnya sebagai lintasan cahaya yang sangat cepat di malam hari.

Hujan meteor Perseid menunjukkan aktivitas yang kuat pada tahun 1990-an karena pada tahun 1992 komet 109P/Swift-Tuttle yang memiliki periode 130 tahun ini sedang berada pada periohelionnya (atau titik terdekatnya dengan Matahari).  Aktivitas maksimum lainnya juga terlihat di tahun 2004 dan meskipun tahun ini diperkirakan tidak ada kemungkinan terjadi aktivitas maksimum seperti dahulu namun semua bisa saja terjadi.

Pada saat puncak Hujan Meteor Perseid tahun ini, Bulan sedang berada dalam fase sabit 3 hari setelah fase kuartir terakhir. Perseid akan terbit tengah malam diikuti oleh Bulan dan Jupiter yang terbit jam 01.00 dini hari dalam kondisi okultasi. Dan meskipun masih ada cahaya Bulan, hujan meteor Perseid masih dapat dinikmati dan tampak muncul dari rasi Perseus di arah timur laut. Hujan meteor ini dapat dinikmati dari tengah malam sampai fajar menyingsing.

Selain hujan meteor Perseid, pada tanggal 12 Agustus 2012 Jupiter juga akan mengalami okultasi oleh Bulan. Pada saat okultasi, Bulan akan menutupi Jupiter. Peristiwa ini akan dimulai jam 20.00 wib dan menghilang di balik Bulan dan baru akan tampak kembali jelang Matahari terbit kala fajar menjelang. Selain Jupiter dan Bulan, Venus juga tampak cerlang di langit timur. Rasi bintang yang bisa dinikmati jelang fajar adalah Orion dengan nebula orionnya maupun bintang terang Sirius.

Untuk mengamati hujan meteor perseid bisa dilakukan dari lokasi yang memiliki langit gelap tanpa polusi cahaya. Atau area di sekitar rumahmu yang cukup gelap dan memiliki arah pandang ke timur sampai utara yang tidak terhalang apapun. Kalau punya teleskop, kamu juga bisa menyiapkannya untuk menikmati obyek langit lainnya. Tapi bagaimanapun mata adalah alat terbaik untuk menikmati indahnya langit.

Hujan Meteor Lyrid 2012

0 Comment

Hujan Meteor Lyrid 2012

 

Hujan meteor Lyrid bukan  kejadian langka karena ini adalah hujan meteor tahun yang bisa dinikmati di bulan April. Di tahun 2012, hujan meteor Lyrid akan mencapai puncaknya tanggal 22 April jam 12:30 wib dengan laju 10 – 20 meteor per jam dan kecepatan 49 km/detik. Tapi, kemungkinan untuk menikmati meteor yang melintas sampai dengan 90-100 meteor per jam masih mungkin terjadi dan pengamat yang beruntung bisa kesempatan untuk melihat fireball atau bola api.

Hujan meteor Lyrid merupakan hujan meteor “paling lama” dibanding hujan meteor lainnya semenjak diidentifikasi 2600 tahun yang lalu.  Semenjak pertama kali dilihat dan direkam 2600 tahun lalu, hujan meteor Lyrid diketahui pernah berlangsung 100 meteor per jam. Catatan pertama dari Hujan Meteor Lyrid direkam oleh pengamat di Zuo Zhuan, China tanggal 22 Mei 687 SM, dan digambarkan “di hari xin mao bulan ke-4 di musim panas (pada tahun ke-7 Raja Zhuang dari Lu), di malam hari bintang tidak tampak, dan di tengah malam bintang jatuh laksana hujan”, atau singkatnya mereka menyebut hujan meteor Lyrid sebagai  “Stars feels like rain”.

Laju meteor Lyrid pada tahun 1922, 1945 dan 1982 pernah mencapai kisaran 90 – 100 meteor per jam. Namun kemudian laju hujan meteor Lyrid semakin semakin menurun dan kini yang bisa dilihat hanya berkisar 10-20 meteor per jam saat hujan Meteor Lyrid berlangsung.
Aliran hujan meteor Lyrid kerap diasosiasikan dengan komet periodik Thatcher C/1861 G1, yang kemiringan orbitnya hampir 80 derajat dengan bidang Tata Surya.

Komet Thatcher menghabiskan sebagian besar waktunya jauh dari planet sehingga ia bebas dari gangguan gravitasi planet-planet. Ini jugalah yang menjadi alasan mengapa aliran sisa komet Thatcher tetap stabil. Dan ketika Bumi melintasi ekor Komet Tatcher (C/1861 G1) yang sangat berdebu, masyarakat Bumi masih bisa menikmati hujan meteor Lyrid selama berabad-abad.

Nama hujan meteor biasanya disesuaikan dengan radiannya atau dari arah kedatangannya. Dan sesuai namanya, hujan meteor Lyrid memang tampak muncul dari arah rasi Lyra yang bisa dilihat di sebelah timur laut. Rasi Lyra baru akan terbit sekitar pukul 22.06 malam, karena itu waktu terbaik untuk melakukan pengamatan adalah lewat tengah malam sampai jelang dini hari saat rasi Lyra sudah berada di atas horison.  Atau pada kisaran jam 00.00 – jelang fajar.



Hujan meteor Lyrid tahun ini cukup menarik karena pada saat puncak, bulan tidak akan tampak. Jadi tidak akan ada cahaya bulan yang mengganggu penglihatan untuk menikmati hujan meteor Lyrid. Tapi buat pengamat yang tinggal di kota dengan cahaya lampu kota yang terang, tampaknya ini akan jadi gangguan terbesar. Jauh lebih baik kalau kamu ke lokasi yang tidak terganggu polusi cahaya untuk bisa menikmati Lyrid.



Arahkan pandangan ke langit, dan carilah segitiga musim panas (Vega, Deneb & Altair). Deneb adalah bintang paling cerlang pada rasi Cygnus, Altair pada rasi Aquila dan pusatkan perhatian Vega, bintang paling terang pada rasi Lyra. Dari arah rasi Lyra inilah akan tampak berkas sinar berseliweran dengan cepat. Itulah hujan meteor Lyrid.

 

Dari hati

0 Comment
Dari Hati
Andai engkau tahu
Bila menjadi aku, sejuta rasa dihati
Lama tlah kupendam
Tapi akan kucoba mengatakan
 
Ku ingin kau menjadi milikku
Entah bagaimana caranya
Lihatlah mataku untuk memintamu

Ku ingin jalani bersamamu
Coba dengan sepenuh hati
Ku ingin jujur apa adanya
Dari hati

Kini engkau tahu aku menginginkanmu
Tapi takkan kupaksakan
Dan kupastikan
Kau belahan hati
Bila milikku


Ku ingin kau menjadi milikku
Entah bagaimana caranya
Lihatlah mataku untuk memintamu

Ku ingin jalani bersamamu
Coba dengan sepenuh hati
Ku ingin jujur apa adanya
Dari hati

Menarilah bersamaku
Dengan bintang-bintang
Sambutlah diriku
Untuk memelukmu

Minggu, 25 November 2012

Hujan Meteor Leonid 2012

0 Comment

Hujan Meteor Leonid 2012

Pada tanggal 17 November 2012, masyarakat di Bumi berkesempatan untuk menikmati hujan meteor tahunan Leonid.

Hujan meteor Leonid merupakan salah satu hujan meteor yang cukup produktif setiap tahunnya. Dan pengamat di Bumi bisa ikut menikmati hujan meteor yang tampak muncul dari rasi Leo si singa ketika Bumi melintasi aliran partikel debu yang tersisa dari komet 55P/Tempel-Tuttle. Partikel-partikel tersebut terlepas dari ketika gas beku komet menguap saat komet mendekati Matahari – dimulai ketika berada lebih dekat dari orbit Jupiter. 

 

Hujan meteor Leonid berlangsung dari tanggal 6 – 30 November dan akan mencapai puncaknya pada tanggal 17 November 2012 jam 09:30 UT atau jam 16:30 wib dengan kecepatan 71 km/detik.

Hujan meteor Leonid bisa dinikmati pengamat langit di belahan bumi utara dan selatan termasuk Indonesia setiap tahunnya setelah lewat tengah malam sampai jelang dini hari.  Rasi Leo sendiri akan terbit sekitar tengah malam (23.45 wib) dari timur dan bergerak ke barat menuju terbenam. Hujan meteor Leonid akan tampak datang dari arah rasi Leo, karena itu untuk bisa melihatnya harus menanti terbitnya sang singa di langit malam.

Dengan demikian saat yang tepat untuk melakukan perburuan pada setelah jam 2 dini hari ketika rasi leo sudah berada setidaknya 30 derajat di atas horison. Akan lebih menarik kalau pengamat bisa menemukan lokasi pengamatan yang tidak terhalang gedung atau apapun di arah timur.


Selain hujan meteor Leonid, di Barat juga ada Jupiter dan jelang dini hari, planet Venus dan Saturnus juga akan tampak terbit di ufuk timur.

Malam Puncak
Pada malam puncak hujan meteor leonid, Bulan sedang berada dalam fase bulan baru dan terbenam  pada jam 21.24 wib. Artinya ketika rasi Leo terbit, tidak ada Bulan dan yang akan jadi masalah utama adalah polusi cahaya perkotaan. Karena itu sebaiknya carilah daerah yang gelap dan jauh dari perkotaan sebagai lokasi pengamatan.

Aktivitas Leonid tahun ini masih cukup tinggi namun sayangnya laju yang tinggi ini hanya bisa dinikmati dengan menggunakan sistem radar dan radio yang sensitif. Secara teoritis ada beberapa puncak.

Menurut Mikhail Maslov ada dua puncak hujan meteor Leonid yang akan terjadi. Yang pertama tanggal 17 November sekitar jam 21 UT atau 18 November jam 4 dini hari, dengan laju 5 – 10 meteor per jam dan yang kedua pada tanggal 18 November jelang jam 23 UT atau jelang jam 6 pagi wib dengan laju ~ 10 meteor per jam. Namun diperkirakan laju rata-rata Leonid saat puncak bisa mencapai ~ 15 -  20 meteor per jam.

Asal Usul?
Menelusuri kembali ke tahun 1833, pada tanggal 12 – 13 November, maka saat itu adalah saat dimana hujan meteor Leonid ditemukan sekaligus juga penanda kelahiran meteor dalam astronomi. Pertama kali masyarakat melihat hujan meteor mereka histeris dan panik karena hujan meteor dikaitkan dengan hari penghakiman akhir, sementara bagi para ilmuwan kehadiran ribuan meteor yang tampak muncul dari rasi Leo ini justru menjadi pengalaman luar biasa.
Berbagai penjelasan dibuat untuk menjelaskan asal usul meteor yang cukup aneh meskipun ada juga yang hampir benar yakni D. Olmsted yang memberikan penjelasan kalau penampakan meteor dari rasi Leo dan meteor-meteor tersebut berasal dari awan partikel di angkasa, tanpa pernah ada penjelasan awan yang dimaksud itu dari mana.

Di tahun 1867, E.W.L Tempel (Marseilles, Prancis) menemukan komet sirkular dengan kecerlangan 6 magnitudo di dekat rasi Beruang Besar. Sementara pengamatan H. Tuttle (Harvard College Observatory, Massachusetts, USA) pada bulan Januari 1866 juga mengarah pada komet yang sama, sehingga akhirnya komet tersebut dinamai Tempel-Tuttle. Di tahun 1867, T von Oppolzer menghitung periode komet tersebut adalah 33,17 tahun. Dan dari hasil observasi di tahun 1866 pada hujan meteor Leonid, U. J. J. Le Verrier, Dr. C. F. W. Peters, G. V. Schiaparelli, dan von Oppolzer secara terpisah menyimpulkan kalau ada kemiripan antara orbit komet Tempel-Tuttle dan hujan meteor Leonid.

Di tahun 1981, D. K. Yeomans (Jet Propulsion Laboratory, California, USA) mempelajari hubungan komet Tempel – Tuttle dengan hujan meteor Leonid. Ia memetakan distribusi debu disekitar komet tersebut dan mencocokannya dengan data hujan meteor Leonid dari tahun 902 – 1969. Di tahun 1999, David Asher dan Robert McNaught mempublikasikan makalah untuk memprediksikan badai meteor Leonid yang ternyata sesuai dengan kembalinya komet Tempel-Tuttle untuk mendekati Matahari.

A Thousand Years

0 Comment
A Thousand Years

Heartbeats fast
Colors and promises
How to be brave
How can i love when i’m afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow
One step closer

I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid i have loved you
for a thousand years
I love you for a thousand more

Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What's standing in front of me
Every breath
Every hour has come to this
One step closer

I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid i have loved you
for a thousand years
I love you for a thousand more

And all along i believed i would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I love you for a thousand more

One step closer
One step closer

I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid i have loved you
for a thousand years
I love you for a thousand more

And all along i believed i would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I love you for a thousand more

Kamis, 22 November 2012

Sirius

0 Comment

Sirius (α CMa / α Canis Majoris / Alpha Canis Majoris) adalah bintang paling terang di langit malam, dengan magnitudo tampak −1.47. Bintang ini terletak di rasi Canis Major dan merupakan sistem bintang ganda dengan komponen primer bintang deret utama kelas A dan komponen sekunder sebuah katai putih
Sirius dapat dilihat hampir di semua tempat di permukaan Bumi kecuali oleh orang-orang yang tinggal pada lintang di atas 73,284° utara. Saat terbaik untuk dapat melihat bintang ini adalah sekitar tanggal 1 Januari, dimana dia mencapai meridian pada tengah malam.
Pada kondisi yang sesuai, Sirius dapat dilihat dengan mata telanjang saat Matahari masih berada di atas horison. Ketika berada di atas kepala, bintang ini dapat dilihat pada kondisi cuaca sangat bersih, asalkan pengamat berada di tempat yang tinggi, dan posisi Matahari cukup rendah.
 
Nama bintang ini berasal dari bahasa Yunani Σείριος (Seirios, yang berarti "menyala-nyala" atau "amat panas"). Sebagai bintang paling terang di rasi "Anjing Besar", seringkali disebut juga sebagai "Bintang Anjing".
Nama Latin untuk bintang ini adalah Canicula ("anjing kecil") dan dalam bahasa Arab: الشعرى, aš-šyi‘rā dalam astronomi Islam, dimana nama alternatif Al Shira diturunkan. Dengan nama aš-šyi‘rā, bintang ini disebut dalam Al-Quran Surah An-Najm ayat 49, yang berbunyi :dan bahwasanya Dialah yang Tuhan (yang memiliki) bintang syi'ra.


Sirius adalah salah satu sistem bintang terdekat dengan Bumi pada jarak 2,6 parsec atau 8,6 tahun cahaya. Tetangga terdekatnya adalah sistem bintang Procyon, pada jarak 1,61 parsec atau 5,24 tahun cahaya.
Sirius A adalah sebuah bintang deret utama dengan kelas spektrum A0 atau A1 dan memiliki massa sekitar 2,1 Matahari. Pasangannya, Sirius B, adalah bintang yang sudah berevolusi dari deret utama menjadi katai putih. Kedua bintang ini mengorbit satu sama lain pada jarak sekitar 20 AU (hampir sama dengan jarak Matahari dan Uranus) dengan periode orbit mendekati 50 tahun. Orbit tersebut dapat membuat Sirius B kadang berada di depan Sirius A sehingga luminositas total keduanya menurun sebentar. Karena alasan ini, sistem Sirius diperhitungkan sebagai bintang ganda gerhana.
Katai putih tipikal memiliki massa 0.5–0.6 massa matahari. Dengan massa hampir sama dengan Matahari, Sirus B adalah salah satu katai putih termasif yang diketahui. Massa tersebut terkandung hanya dalam volume yang sebanding dengan Bumi. Katai putih hanya terbentuk setelah bintang melewati tahap deret utama dan raksasa merah. Dua tahap tersebut telah dilalui Sirius B kurang dari setengah usianya sekarang, sekitar 120 juta tahun yang lalu. Bintang awalnya diperkirakan memiliki massa 5 massa matahari dengan kelas spektrum B7V ketika berada di deret utama.
Ketika berada pada tahap raksasa merah, Sirius B boleh jadi memperkaya metalisitas Sirius A. Inilah yang menjadi sebab kelimpahan logam Sirius A lebih tinggi dari harga normal (metalisitas dikatakan normal jika sama dengan harga yang dimiliki Matahari). Sirius A diperkirakan akan kehabisan bahan bakar hidrogen di intinya dalam satu miliar tahun lagi. Setelah itu ia akan menempuh tahap raksasa merah sebelum akhirnya akan menjadi katai putih juga.

Onew

0 Comment














Bosscha

0 Comment
Bosscha



Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda.

Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang.

Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.
Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928.
Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.
Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

Keep calm and still loving him♥

0 Comment


Aku belajar untuk tidak mendapatkannya sekarang. Karna aku mau menunggu, sampai apa yang ku inginkan benar-benar menjadi yang terbaik untukku. Karena aku yakin, semua akan indah pada waktunya. Keep calm and still loving him♥